"Sungguh aku tak bisa, sampai kapanpun tak bisa
Membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampu
Sulit untuk ku bisa, sangat sulit ku tak bisa
Memisahkan segala cinta dan benci yang ku rasa"
Hai ...
Seseorang yang ada disana, ditempat yang tak tersentuh lagi oleh diri ini.
kau tau bagaimana rasanya merindu?
senja telah menorehkan merahnya mega, pertanda senja akan tergantikan oleh gelapnya malam.
kau tau bagaimana rasnya menanti?
penuh harap yang tak mampu terucapkan. apa yang terjadi saat ini. kau menguji kesetiaan hati ini atau kau menghukum atas ketidakpedulianku (dulu).
aku diam karena tak mampu mengungkapkan amarah yang ada,
menolak, memberontak kebencian.
aku malu, akan setiap kata yang terucap harus diselimuti dengan kebohongan.
bagaimana lagi?
kau berkhianat!!! dan aku hanya mampu membisu.
tangisan sendu, selalu menemani saat malam t'lah tiba.
setiap waktu dipenuhi oleh bayangan dirimu.
yan ingin aku tanyakan adalah berapa lama hal ini terjadi?
begitu sadisnya engkau, wahai pujangga hati ... (isak tangis berteman gelapnya malam disudut kamar malam ini)
Terlalu lama mungkin aku berjalan sendiri, menyelami kehidupan, bahagia dalam duniaku sendiri.
tatkala siang berganti malam, detik berubah menjadi menit, jam, hari dan selanjutnya.
tapi aku masih terpaku dan terlalu begitu bahagia dengan duniaku.
menutup rapat kehadiran mereka. tak pernah aku membiarkan diusik oleh orang lain.
tak ada yang dipercaya. hanya aku. sendiri. bertanya teman. kesunyianlah temanku. malam yang hening.
sebenar nya aku juga mempunyai rindu. rindu yang telah lama terpendam. rindu teruntuk yang dikasihi, rindu yang mungkin selalu aku tikam kehadirannya.
sudah sejak lama aku dikecewakan. sejak dari dulu.
aku tau mereka ingin yang terbaik untuk ku. tapi mereka lupa aku juga butuh kasih sayang itu. bukan hanya sekedar pendidikan dan materi tapi kehangatan cinta. mereka yang telah membuat aku begitu trauma tidak membiarkan orang lain untuk menyentuh hati ini (lagi), bukan hanya satu atau dua kali cinta itu menyakiti. hadir sebagai kebahagian namun hanya sesaat kemudian menerkam membuat diri ini jatuh dan dibuat luluh sejadinya.
jangan tanyakan soal kesakitan, tak dapat diungkapkan dan jangan pernah tanyakan apakah aku baik-baik saja?
tak perlu aku menjawab lihatlah mata ini begitu rapuh, hanya saja bibir selalu berkata lain, kendati hanya menginginkan cukup hanya aku yang sakit tak ingin berbagi.