Senin, 14 September 2015

Teriak (hati)

"Sungguh aku tak bisa, sampai kapanpun tak bisa 
Membenci dirimu, sesungguhnya aku tak mampu 
Sulit untuk ku bisa, sangat sulit ku tak bisa 
Memisahkan segala cinta dan benci yang ku rasa" 
Hai ...
Seseorang yang ada disana, ditempat yang tak tersentuh lagi oleh diri ini.

kau tau bagaimana rasanya merindu?
senja telah menorehkan merahnya mega, pertanda senja akan tergantikan oleh gelapnya malam.

kau tau bagaimana rasnya menanti?
penuh harap yang tak mampu terucapkan. apa yang terjadi saat ini. kau menguji kesetiaan hati ini atau kau menghukum atas ketidakpedulianku (dulu).
aku diam karena tak mampu mengungkapkan amarah yang ada,
menolak, memberontak kebencian.
aku malu, akan setiap kata yang terucap harus diselimuti dengan kebohongan.

bagaimana lagi?

kau berkhianat!!! dan aku hanya mampu membisu.
tangisan sendu, selalu menemani saat malam t'lah tiba.
setiap waktu dipenuhi oleh bayangan dirimu.
yan ingin aku tanyakan adalah berapa lama hal ini terjadi?
begitu sadisnya engkau, wahai pujangga hati ... (isak tangis berteman gelapnya malam disudut kamar malam ini)




Terlalu lama mungkin aku berjalan sendiri, menyelami kehidupan, bahagia dalam duniaku sendiri.
tatkala siang berganti malam, detik berubah menjadi menit, jam, hari dan selanjutnya.
tapi aku masih terpaku dan terlalu begitu bahagia dengan duniaku.
menutup rapat kehadiran mereka. tak pernah aku membiarkan diusik oleh orang lain.
tak ada yang dipercaya. hanya aku. sendiri. bertanya teman. kesunyianlah temanku. malam yang hening.

sebenar nya aku juga mempunyai rindu. rindu yang telah lama terpendam. rindu teruntuk yang dikasihi, rindu yang mungkin selalu aku tikam kehadirannya.
sudah sejak lama aku dikecewakan. sejak dari dulu.
aku tau mereka ingin yang terbaik untuk ku. tapi mereka lupa aku juga butuh kasih sayang itu. bukan hanya sekedar pendidikan dan materi tapi kehangatan cinta. mereka yang telah membuat aku begitu trauma tidak membiarkan orang lain untuk menyentuh hati ini (lagi), bukan hanya satu atau dua kali cinta itu menyakiti. hadir sebagai kebahagian namun hanya sesaat kemudian menerkam membuat diri ini jatuh dan dibuat luluh sejadinya.
jangan tanyakan soal kesakitan, tak dapat diungkapkan dan jangan pernah tanyakan apakah aku baik-baik saja?
tak perlu aku menjawab lihatlah mata ini begitu rapuh, hanya saja bibir selalu berkata lain, kendati hanya menginginkan cukup hanya aku yang sakit tak ingin berbagi.

Senin, 07 September 2015

Seharusnya berkata (!)









 (sesuatu yang membuat aku tetap, bersedia untuk tetap menjaga (hati))

Senja akan segera jatuh pada tempat peraduannya dan aku dengan setia disini menunggu senja terjatuh. Menutup siang dengan sempurna, akulah orang pertama yang akan menyapa malam.
  
Senja mengingatkanku padamu yang karenanya aku seperti terbiasa denganmu. Tempat segala kuceritakan keluh kesahku dan dengan sabar mendengarku bercerita, lalu kau akan tersenyum dan dengan sempurna menguatkanku.

Bolehkah aku meminta padamu?

Mauku, setiap hari adalah kau yang ada dibalik semua bahagiaku. Kau yang membuat dukaku menjadi kekuatanku. Kau memilihku menjadi teman melihat senja bersama, menjadikanku teman perjalananmu. Mauku adalah kau. 

Aku mungkin terlalu memaksa, maafkanlah aku untuk permintaanku yang satu ini. Aku hanya ingin kau jatuhkan cinta padaku saja.

tetesan air mata mengalir dengan syahdunya dalam keheningan malam. tak ada yang berbeda dari segala sesuatunya. aku dan kamu tetap sama adalah kita. namun ini jawabku atas apa yang menjadi permintaanmu. bersediakah? (aku tak kuasa untuk mengatakan, seharusnya berkata. tapi entahlah mengapa malam itu aku diam tanpa kata, membisu seribu bahasa, mematung dengan kesendirian. argghhh ...)
Kita masing-masing sendiri untuk sementara waktu. Kesabaran adalah hal terbaik yang bisa kita pertahankan saat ini. Untuk sementara waktu saja. Kita biarkan hidup kita berjalan sendiri-sendiri. Meski kita merasakan hal yang sama saat ini. Biarkan saja itu mengalir seperti hujan yang jatuh.

Tidak perlu memaksakan waktu untuk bersama. Padahal waktu kita belum sampai. Tuhan menyampaikan pesan-Nya agar kita menjaga diri untuk sementara waktu. Kan semua hanya sementara?

Jika kamu kehilangan sabar. Aku mungkin akan kehilanganmu. Untuk sementara waktu jagalah hati kita masing-masing tetap berada pada tempatnya. Tetap berada pada perlindungannya. Sampai waktu dimana dia harus diberikan dan diterima oleh orang lain. Sampai waktu dimana kita akan menerima hal yang sama pula dari orang lain.

Untuk sementara waktu. Bersabarlah. Karena kesabaran adalah hal terbaik yang bisa kita perjuangkan saat ini. Bukankan untuk sementara waktu saja. Tidak lama, tidak akan menghabiskan seluruh hidup kita bukan?



Jumat, 24 Juli 2015

Adakah (dia) ?

Aku akan mengembalikan kepercayaanmu kepada laki-laki, bila di masa lalu kamu pernah disakiti oleh seorang atau lebih laki-laki di luar sana. Mungkin tidak semua laki-laki tapi setidaknya sebagian kepercayaan itu akan kembali kepada orang-orang yang baik. Karena aku mengenal banyak laki-laki baik dan aku akan membuktikan salah satunya adalah orang terdekatmu, yaitu aku.

Aku akan menunjukkan bahwa tidak semua laki-laki itu brengsek seperti katamu. Buktinya aku. Akan ku tepati setiap kata yang pernah aku utarakan kepadamu. Meski itu sulit, aku akan berusaha membuatmu percaya bahwa aku terus berupaya mewujudkannya. Aku tahu kamu tidak benar-benar membutuhkan hasilnya, tapi proses perjuangannya. Bukankah demikian.

Aku akan menjadi alasan untukmu berubah pikiran. Bahwa akan selalu ada laki-laki yang baik. Akan ada laki-laki yang jatuh cinta kepadamu dan memperjuangkanmu. Membuatmu percaya dan meniupkan kepercayaanmu ke telinga anak-anak kita nantinya, agar mereka senantiasa percaya untuk menjaga diri mereka.

Aku akan menjadi alasan untukmu berubah pikiran. Bahwa penantianmu bukanlah sebuah kesiaan, bahwa kecemasanmu akan berakhir. Keraguanmu akan menguap. Dan kamu menjadi percaya bahwa rasa cinta itu benar adanya, seperti yang kita rasakan saat ini.

Aku akan mengembalikan kepercayaanmu. 

(pertanyaanku adakah orang yang akan mengembalikan kepercayaan kepadaku? sehingga mampu memberikan pemahaman makna seorang lelaki. aku kehilangan itu. dan aku berharap tetap pada sosok yang sama. kamu ...)

Selasa, 21 Juli 2015

Orang Asing

Sebenarnya tidak pernah ada alasan yang terucap tentang apa yg terjadi.
Ketika kesetiaan diuji dengan meluluhkan segenap jiwa akan sebuah penghianatan. Itu bukan alasan tapi kepalsuan, kebenaran yg didustakan. Berkali-kali dilakukan, tapi tak pernah berhasil, yang pada akhirnya kembali harus mengakui merindukan sosok yg didustakan. 

Dan ketika saat itu, sebuah pencarian akan sia-sia. Hanya akan menemukan puing yang berserakan, dan melihat kesenduan mata yg kosong. Tidak tertuliskan lagi harapan. (Terlambat) ...
Apa yang harus menjadi jawaban atas pertanyaan mereka?
(Bodoh) ...

 
Sebuah kisah telah digoreskan bersama takdir yang menjadi pilihan. Kembali diam tanpa ada kata yg terucap, memahami setiap makna keheningan, menduga dalam kesunyian. 


Tidak beranjak kemanapun. Diam ...
Hingga tiba waktunya, benar-benar menghilang.
Dan semua terlukis apik menjadi kenangan. abadi disana
(Tak tersentuhkan, berucap ataupun menyapa).


Aku menyesal, ujarnya.

Lelaki itu tersimpuh dalam sujud malamnya, tangisan yg ada hanyalah sesuatu yang kosong.
Perempuan yg didustakan adalah air, bendungan harapan, penantian, kesetiaan, dan kasih tak mampu menahan laju air yg mengalir, mungkin ia lelah. Melakukan sesuatu hal yg tidak ada kepastian.
Ruang itu tetap kosong, hanya saja berjalan mengikuti arus, tidak tau pasti dimana pelabuhannya untuk menepi. 


"ada sesuatu dihati?"


Kalau saja jarak itu bisa dilipat hanya dengan sebuah doa, maka aku hendak mencari tahu doa seperti apa yang bisa melipat menjadi sedemikian rupa dekatnya. Perjalanan panjang selama ini sama sekali tidak bisa membuat jarak menjadi dekat. Sama sekali tidak membuat perubahan berarti. Tidak ada beda antara satu meter dan seribu kilometer bila diantara kita tetap bukan siapa-siapa. Dan kita masih berjalan sendiri-sendiri.
Sudahlah mungkin ini garis yang telah ditetapkan oleh-Nya. Mana mungkin datang kembali, meminta untuk menemani melukiskan cerita kehidupan ini.

Sekian lama berdiam diri dengan arogannya. Tak mampu membendung masing-masing perasaan yang ada, meskipun saling menyadari akan kehadiran rasa atas setiap rindu, namun entahlah segala sesuatunya hanya mampu tersampaikan dalam setiap butiran doa. Sudah terlampau jauh jarak yang ada, uluran tangan silahturahmi tidak terusikan. Baiklah, kau orang asing ...

Jumat, 17 Juli 2015

Idul Fitri (Kemenangan Bersama)

Kalau aku jatuh, tidak usah kau tolong. Karena aku khawatir esok aku akan bergantung padamu. Kalau aku jatuh, biar aku berdiri sendiri, karena kapan lagi aku belajar bila tidak dari sana? Perasaanku jangan kamu usik dengan perhatianmu. Kalau kamu memang berniat menolongku, bantulah aku untuk menjaga diri. Karena hari ini dan nanti segala hal bisa berubah, sangat berbedKalau aku jatuh, tidak usah kau tolong. Karena aku khawatir esok aku akan bergantung padamu.

Kalau aku jatuh, biar aku berdiri sendiri, karena kapan lagi aku belajar bila tidak dari sana? Perasaanku jangan kamu usik dengan perhatianmu. Kalau kamu memang berniat menolongku, bantulah aku untuk menjaga diri. Karena hari ini dan nanti segala hal bisa berubah, sangat berbeda.

Bilamana lagi kita belajar kalau tidak hari ini. Karena kita akan terus menerus diuji setiap hari, aku berharap kamu tidak menjadi ujian. Melainkan sebagai teman yg menyelamatkan, menemani, dan berbagi di suatu hari nanti. InsyaAllah.

Walau mata saling tak bertatap muka biarkan silahturahmi tersampaikan dengan indah lewat doa sesuai takdir-Nya.

Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Minal aidin wal faidzin.
Mohon maaf lahir dan bathin.Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H semoga diberikan rahmat dan ridho oleh-Nya amminn Ya Rabb ... (Sherly Yudho Damayanti)

For Us :
- Keluarga Besar Bapak Sohada dan Ibu Yoniha
- Keluarga Besar Bapak H. Sapardi Yudho Diwiryo dan Ibu Surip
- Mama, Papa dan Adek
- BG7 + M (Andita, Annisa, Dede, Ganis, Neni, Radisty, Riska, Karindah) dan BundaAyah
- Keluarga Besar Bapak Haryo Kusumo NT dan Ibu Harita Putri
- Abang gue (fadel) yang hampir 3 tahun ga pulang kampung di negeri orang 
- Keluarga Besar SMA N 3 Prabumulih
- Keluarga Besar Bedeng Husein 
- Keluarga Besar Universitas Sriwijaya
- Keluarga Besar BEM KM Universitas Sriwijaya
- Jajaran Kabinet Bergerak dan Bersinergi BEM KM Universitas Sriwijaya (Kak We, Kak Erwin, Kak Adi, Kak Aris, Mbak Caul, Mbak Aish, Emak, Dll)
- Keluarga Besar BEM FE Universitas Sriwijaya
- Jajaran Kabinet Progress BEM FE Universitas Sriwijaya (Kak Doni, Bang Herman, Kak Akmal, Rumanah, Yunda Kipus dll)
- Keluarga Besar Fakultas Ekonomi khusunya Manajemen Universitas Sriwijaya
- Keluarga Besar Unsri Mengajar
- Keluarga Besar Sobat Bumi Indonesia dan Sobat Bumi Palembang
- Gegs PFS4 (Boyot, Yantea, Danu, Kemit, Tulek, Umi, Dirja, Ical)
- Gegs (Dios, Mutekk, Debay, Epen, Ucen, Arfan)
- Sesama Hamba Allah SWT

Sabtu, 20 Juni 2015

Sedang Menuju Kesini :)


Ia sedang bersiap, entah memersiapkan apa. Aku tidak tahu. Aku hanya tahu bila ia sedang bersiap. Aku juga akan bersiap.

Ia datang dari jauh, entah dari mana aku tidak tahu. Yang pasti, dia datang dari jauh. Buktinya kami belum juga bertemu meski waktu sudah bertahun berlalu.

Ia pasti orang baik. Aku yakin dia orang baik. Karena aku juga pasti menolak orang yang tidak baik, setidaknya dalam batas pengetahuanku tentangnya.

Ia pasti sedang berdoa. Entah apa yang dia doakan. Aku merasa sedang berusaha mewujudkan doanya itu. Belajar menjadi orang baik, mencari ilmu tentang segala sesuatu untuk hari nanti. Bersiap diri. Belajar ini dan itu. Agar ketika ia datang, ia takjub karena doa-doanya menjadi kenyataan dalam diriku.

Ia pasti sedang menuju ke sini. Aku tidak tahu sudah sampai mana perjalanannya. Tapi aku percaya, ia sedang ke sini.

Hallo, Apa Kabar disini aku masih menantimu. Ujarnya ...

Jumat, 19 Juni 2015

Karena apa (?) ...



Kira-kira apa yang membuatmu cinta? Aku penasaran ingin tahu. Aku tidak baik, menurutku sih ...

Aku bulat, kata orang banyak begitu. Legam. Tidak lebih menarik dengan orang lain di luar sana. Aku tidak suka memakai pakaian terkini. Aku ya seperti ini. Aku berantakan. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Aku tidak suka membaca buku seperti kamu. Aku juga  suka melakukan perjalanan menyeramkan. Bagiku naik gunung itu adalah pembelajaran. keras kepala. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?
Agamaku pun belum begitu baik. Aku tidak sebaik dirimu dalam hal ini. Tidak serutin kamu membaca kitab suci. Tidak sepandai kamu menjaga pergaulan. Aku masih bersalaman dengan lawan jenis. Sementara kamu, begitu santun menjaga diri. Aku tidak mengerti. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?
Aku tidak lemah lembut. Kata-kataku keras. Begitu egois. Aku tidak tahu. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Aku tidak suka kopi. Tentu tidak bisa menemanimu minum kopi seperti keseharianmu. Lebih dari itu, aku mungkin tidak bisa menemanimu minum kopi kesukaanmu sambil membaca buku. Ah, aneh. Kira-kira apa yang membuatmu cinta?

Lalu apa katamu tadi, “Aku tidak sedang mencari teman minum kopi atau membaca buku. Aku mencari teman hidup di dunia dan akhirat. Seseorang yang bisa bersama menuju-Nya. Dan aku tidak peduli dengan yang selain itu”.

Sungguh, Ah aku tidak mengerti kata-katamu.