Minggu, 31 Mei 2015

Ada Rasa pada Kata-kata


Aku mengenalmu melalui kata-kata, dan aku merasa cukup dengan itu. Pertemuan kita adalah pertemuan antar pikiran. Dan aku merasa cukup dengan itu.

Aku mengenalmu melalui kata-kata, cara berpikir yang aku sukai sejak pertama kali membaca. Setiap ejaan hurufnya aku kenali, aku mengenalmu melalui kata-kata. Pada setiap rasa yang kamu sematkan dalam cerita.

Aku jatuh cinta pada kata-kata. Pada setiap hal yang kamu tuangkan, aku seolah-olah menjadi samudera dan selalu siap menerima apapun itu.


Ketika aku bertemu langsung denganmu, aku tak menyangka jika pembawaanmu seperti itu. 


Aku tidak mengenalmu dalam pertemuan pertama, pertemuan selanjutnya ketika diskusi semakin hangat. Aku tahu, kamu sedang membacakan isi pikiranmu. Dan aku diam saja, seperti membaca setiap tulisanmu.

Jika aku jatuh cinta pada tulisanmu pertama-tama, itu bisa jadi alasan yang cukup kuat untuk aku mengenal pikiranmu. 


Sampai pada suatu hari kita pertama bertemu, kita seolah-olah telah saling mengenal lama sekali.


For you "Maharanny" sahabat baru dari makassar, salam hangat dari kota pempek, see you next time bebss ...

Jumat, 29 Mei 2015

Dulu dan Kini

Ajari aku menggunakan pena akan ku tulis gemercik air, udara dingin, kabut senja, sampai daun gugur.
pernah dulu suatu  ketika kita bertemu itupun kita tidak ingat jika bertemu bila kita tidak banyak membicarakan kejadian dimasa lalu. ternyata kita berada diwaktu yang sama, ditempat yang sama kita banyak menertawakan banyak bagian hidup kita yang beririsan, lingkungan kita, aktivitas kita, pertemanan kita (betapa dekatnya!)
tertegun dengan bagaimana cara tuhan mempertemukan kita. diwaktu yang tak terduga.
setelah hari itu kita berpisah tanpa pernah ada waktu untuk kembali bercengkrama dikarenakan mungkin kesibukan masing-masing individu yang ada.

aku merindu ...

merindukan mendengar gelak tawa yang sering menemani saat bersama
merindukan suatu suka dan duka yang memberikan bumbu  kebersamaan kita
meridukan setiap omelan yang ada disetiap pertemuan kita
merindukan kehangatan penuh cinta diantara kita
iyaa, aku merindukan banyak hal akan masa-masa yang pernah kita lewati bersama.

hari ini rasa rindu itu kian memuncak tat kala sudah terlalu lama tak ada kabar dari kalian?
salahku, aku begitu gengsi dan jual mahal untuk mengawali cerita ini kembali.
dan aku memilih diam, dengan sejuta kegundahan diselimuti kerinduan

disudut ini ...

Andita Apriyani (Emak)

dia sahabatku, yang sekarang menempuh pendidikan di kota metropolitan jakarta. sudah lama tak saling menyapa. dulu aku begitu dekat dengannya namun pernah suatu ketika. kami memilih untuk saling menjauh menutup diri atas setiap keterbukaan. apa itu yang menjadi alasan sampai detik ini tak kutemukan lagi cerita yang ada?
aku selalu ingin membuang prasangka yang ada namun, lagi lagi dan lagi itulah yang terlintas.
meski kata maaf saling terucapkan namun tak mampu mengubah, kisah bahwa kita tak sehangat dulu.
tetap saja aku merindukanmu, berharap kita dapat kembali bersama.


Annisa Putri Amelia (Mbok Nis)

dia sabahabatku, dialah sosok yang mempunyai pemikiran yang dewasa diantara aku dan mereka. apa adanya. satu kampus, satu wilayah. namun begitu sulit untuk bertemu. menampakan muka, bahkan untuk saling bercerita saat ini tak ada ruang.
aku merindukannya, merindukan setiap kata-kata omelannya yang pedas, merupakan bentuk kepeduliannya padaku. namun sayang, kini tak dapat kutemui atau aku dengarkan lagi. karena mungkin dia bersama yang lain.



Dede Santa Luvita Pakpahan (Taplak)


dia sahabatku, cewek super tomboy (dulu) namun saat ini dia semakin cantik dengan feminimnya :)
satu kampus, bahkan satu fakultas. apalah daya ketika bertemu tak seperti dulu. beruntung jika say hello, terkadang saling mengacuhkan meungkin bingung bagaimana untuk saling memulai kembali.
aku merindukanmu, merindukan saat menikmati senja libur dipagi hari, merindukan setiap canda yang selalu kita buat.

Neni Triana (Nenek)

dia sahabatku, sahabat yang centil dan banyak maunya, berisik tapi dia orang yang paling mudah luluh dengan tangisan sosok keibuan. sama saja meski satu kampus. butuh banyak perjuangan dan waktu yang lama untuk mengagendakan beberapa waktu untuk bersama.
aku merindukanmu, merindukan setiap keluh kesah cinta yang selalu diutarakan, yang mengundang canda-tawa dalam kebersamaan.



Radisty Noorvizir (Moku)


dia sahabatku, sahabat dalam diam. yang mau mendengarkan aku saat ketika semua orang menutup telinga, sahabat pertamaku saat memasuki masa putih abu-abu. memahamiku dalam diam, dan keheningan.
aku merindukanmu, jarak mampu menyita waktu yang ada, tak ada lagi pemahaman seperti dulu. yang selalu menjadi orang pertama mengulurkan tangan dan menghapus airmata saat itu. saat aku terjatuh ..




Riska Alvionita (Keteng)

Dia sahabatku, sahabat yang bawel dan menyukai kegalauan. sosok yang melow untuk setiap kejadiann yang ada.
aku merndukanmu, merindukan setiap curahan kegalauan yang ada, yang terkadang menjadi canda-tawa dalam setiap kebersamaan.





Ganis Mahesa Putra (Autis)

dia sahabatku, satu-satunya sahabat cowok yang aku punya bersama BG7. aku mengenalnya lebih dulu dibanding aku mengenal yang lainnya. iya, dimulai saat bersama disalah satu bimbingan belajar. sahabat yang selalu bersama selama 3 tahun masa putih abu-abu. saat ini kabarnya dia menjadi bupati di jurusannya :)
aku merindukanmu, merindukan canda-tawa yang ada, cerita yang ada mungkin menggoreskan luka. tapi bukankah kata maaf sudah saling terucapkan? mengapa pada kenyataanya kita belum saling berdamai, membisu dalam ruang yang ada. bisa kah kita melupakannya. jangan tanya tentang luka karena aku juga terluka. aku hanya ingin bersama kembali dalam persahabatan yang ada, aku merindukanmu, merindukan kalian.

Syilvia Novriani (Bunda)




dia sahabatku, aku memanggilnya bunda. aku mencintainya, menyayanginya layaknya apa yang menjadi cintaku terhadap mama.
aku merindukanmu, merindukan kehangatan pelukan dan nasihat-nasihatmu untukku dan untuk mereka. lama tak berjumpaa bundaa ...





tuhan dan rahasia ...

waktu yang tepat "everything is about timing, timing is everything"

waktu yang tepat, tepat menurut perhitungan sang maha pencipta yang menguasai waktu
aku dan mungkin kita semua selalu dibuat gelisah oleh waktu, merasa tidak berdaya karena waktu terus menerus mempermainkan kekhawatiran kita. waktu tidak menerima kompromi, ia terus berjalan kedepan meski dicaci, dibenci, ia tidak peduli. ia melangkah pasti meninggalkan kita dalam kecemasan waktu yang akan datang, bahkan jejak yang ditinggalkan oleh waktu pun tidak lekas hilang begitu saja. beberapa bahkan tak hilang hingga hari ini
setiap kali melihat kebelakang membuat kita terpuruk dan semakin khawatir akan waktu yang akan datang, kita tidak bisa meminta waktu mempercepat langkahnya atau memperlambat langkahnya. ia akan terus berjalan dengan irama yang pasti meski terlihat pelan ia berjalan sangat jauh bahkan untuk satu detik dan ia tidak pernah terulang. sekali terlewati hilang sudah semuanya berubah menjadi masa lalu, akupun berpacu dengan waktu ia yang tak pernah mau diajak berbicara, tak pernah mendengarkan selama ini mungkin aku maki kini kujadikan teman, ia menjadi pengingatku yang luar biasa bahkan untuk mencari kalianpun aku seolah-olah bekejaran dengan waktu padahal aku tau ... waktu sendiri tidak peduli, tapi aku peduli dengan kalian ...
dengan tidak membiarkan kalian lama-lama menunggu ...
tidak akan membiarkan kekhawtiran kalian lebih lama ...
tidak mau membuat kalian resah karena waktu terus beranjak ...
sementara aku tak kunjung datang dan waktu dengan sombongnya tidak peduli dengan semua itu ... tapi aku peduli ...

kalian ada dalam setiap doa dan sujudku, maaf untuk setiap keriduan yang tersimpan dala keheningan..

Senin, 25 Mei 2015

Menanti Tulisanmu

Menanti Tulisanmu ..
aku selalu menanti tulisanmu ...
karena, darimana lagi aku tau, tentang apa yang sedang kamu pikirkan bila tidak dari sana
kita tidak pernah bercakap-cakap tentang sesuatu yang dalam, hanya sebuah sapaan

aku selalu menunggu tulisanmu ...
karena, darimana lagi aku tau tentang apa jalan pikiranmu, tentang masalah yang kamu hadapi, atau tentang perasaan yang sedang kamu rasakan
meski tulisan itu, tidak sepenuhnya mewakili perasaan, setidaknya aku tau perasaanmu masih hidup untuk nantinya aku cintai itupun bila kamu mengizinkan

aku selalu membaca tulisanmu ...
dari halaman satu hingga halaman yang aku yakin akan terus bertambah
karena, darimana lagi aku bisa mengenalmu dengan leluasa bila tidak dari sana. aku bahkan tidak kuasa menyebut namamu dihadapan temanmu bahkan temanku. aku harus menunggu sepi atau malam hari untuk berulang-ulang setiap kata yang lahir dari pikiran dan kata hatimu

aku menyukai cara jatuh cinta seperti ini . tidak kamu tau dan akupun tidak harus repot-repot bertanya kesana-kemari tentangmu hari ini.
teruslah menulis karena suatu hari salah satu tulisanmu akan aku wujudkan ...
tentang resahmu menunggu seseorang yang tak kamu tau siapa, tapi kamu percaya pasti datang ...

"aku pasti datang" Jawabku.

kita semacam sepakat untuk menyimpan perasaan kita terlebih dahulu tanpa harus membuat kesepakatan. Karena, kita tau dan sama-sama tau bahwa kita perlu menjaga diri sendiri dalam waktu yang sifatnya berbatas.
Mengapa berbatas? Karena, kita tau semua ini akan ada akhirnya. apalah arti satu hari, satu minggu, satu bulan bila kesabaran itu menghadiahi kita kejutan yang tidak terduga.
bahwa kesabaran itu akan memberikan kita kebahagiaan yang lebih panjang usianya.
karena kita tau bahwa seperti ini tidak selamanya kita sedang diuji ...
diuji dengan sesuatu yang mungkin sedang kita hindari, mungkin juga sesuatu yang paling kita inginkan
kita diuji tentang sesuatu yang mungkin kita belum siap. padahal urusan kesiapan itu tidak pernah bisa dilihat oleh manusia. karena kesiapan itu sebuah pemberian. pemberian dari tuhan, bukankah selama ini kita diminta untuk berdoa guna meneguhkan hati?
dan urusan hati, itu benar-benar urusan-Nya.
kita semacam sepakat untuk tidak membicarakan ini secara terang-terangan. Karena, kita mengerti bahwa akan ada waktunya bagi kita untuk berbicara ...

(fotonya candid bareng ikbal PFS4 sobat bumi Indonesia, pas kemaren travelling setelah acara Sobi SUMMIT 2015 di Kota Padang :))

Sabtu, 23 Mei 2015

Sebuah Cerita #17

Setelah sekian lama, tidak ada yang berbeda dari cerita ini. Masih saja sama, dan mungkin akan terus begitu. Melepaskan dan nantinya kembali jatuh pada sosok yang sama.
Dan untuk kesekian kalinya, kata-kata itu masih tertulis indah disini (hati) meski telah menjadi kenangan. Walaupun kembali salah menafsirkan akan sesuatu. Masihkah bertahan akan harapan itu?
Entahlah arus air begitu deras, namun tak berombak layaknya lautan.

Seharusnya ...
Bukankah kemarin adalah keputusan yang terbaik yang kita pilih bersama. Diam dan hening dalam ruang waktu yang ada.
Tak ada kalimat yang terucap dalam perjalanan waktu. Siapa yang harus disalahkan? Jarak? Waktu? Atau Tuhan? ...
Ditengah hiruk-pikuk malam, akan aku tuliskan sesuatu dilangit ...
(selama ini aku hanya mampu mencintaimu dalam diam, tak terungkap. Tapi aku tak mau menyebutnya ini cinta ...
Menyibukkan diri akan segala hal, yang artinya aku menghujam setiap rindu dan pikiran akan hadirnya yang dinamakan cinta. Bahkan tak pelak bersikap dingin akan keramah-tamahan sosok yang datang menghampiri. Hanya ada kata maaf, ini bukan bentuk keegoisan yang aku inginkan. Terpaksa melakukan untuk sebuah komitmen dan harapan.
Sedari lama aku telah dikecewakan, tapi apalah daya, masih saja bersikeras untuk menaruhnya dalam penantian. Kini untuk kesekian kalinya aku tahu, kamu meletakkan hati pada dia yang mungkin memang sosok yang lebih baik.
Memberontak ...
Membenci apa yang menjadi keputusanku. Namun tiba-tiba terniang bisikan manja ...

"Belum saatnya, boleh jadi kamu harus memperbaiki diri. Jika memang menjadi hak, sejauh apapun pergi akan kembali dengan sendirinya"

Memilih tidak mengatakannya, membiarkan menjadi misteri. Hanya Tuhan dan aku yang tau.
Jelas aku terluka, kamu begitu hebat membuat goresan luka ini. Salahkan aku memilih dan menjatuhkan hati padanya?
Berulang kali aku terjatuh ...
Menangis ...
Merasakan kesakitan ...
Perih ...

Kisah ini begitu memprihatinkan. Namun aku tak mau menganggapnya ini kisah kesedihan.

Cinta adalah kebahagiaan, cinta adalah harga diri, cinta adalah rasionalitas sempurna, cinta adalah kesederhanaan.
Tak kuasa aku membenci. Tak berdaya aku untuk memusuhi. Bukankah cinta senang melihat orang yang dicintainya bahagia. Terserah apa penfasiran tentang apa yang telah aku lakukan. Perjuangan, atau apa saja ...

Seharusnya dari dulu aku harus menyadarkan diri. Bahwa aku bukanlah yang menjadi penantianmu, meski kamu adalah sosok yang ada dalam penantianku.
Sejak saat itu aku hanya mampu memandang dari kejauhan, tersenyum dari sudut kecil disana, mengagumimu dalam keheningan, mencintaimu dalam diam, mengharapkanmu dalam kesendirian, merindukanmu dalam gelap malam, dan saat ini hanya mampu mengingatmu dalam kenangan. Akan segera aku menghapus namamu dalam mimpi, tak akan aku mengusik kehidupan yang telah kamu pilih.
Sejatinya, aku mundur atas apa yang dinamakan perjuangan. Bukan karena aku lelah, hanya saja aku tak ingin memaksakan apa yang mungkin telah menjadi takdir. Cukup sudah, biarkan semua menjadi kenangan yang indah. Cerita kisah kasih yang memberikan pembelajaran. Kamu lelaki hebat, bahagia pernah mengukir warna pelangi bersama ...
Mungkin beberapa saat menjadi hal yang sulit bagiku. Tapi tak mengapa, ini menjadi pilihan dalam hidupku. Dan benar jika memang kamu yang menjadi hak bagiku, kamu akan datang berjuang dan meminta kembali. Tapi jka tidak biarkanlah ...
Biarkan ini menjadi kisah klasik yang indah dan penuh misteri)

Malam semakin larut, tulisan itu tersimpan rapat bersama rahasia Tuhan. Tidak tahu kapan akan terungkap. sebuah cerita ...

Dalam sajak yang dilupakan anak muda
(Tereliye)

Waktu, adalah ujian seberapa lama cinta bisa menunggu

Jarak, adalah ujian seberapa jauh cinta bisa melewati perjalanan

Perbedaan, adalah ujian seberapa pandai cinta bisa saling memahami

Kesempatan, adalah ujian seberapa teguh cinta bisa memutuskan

Masalah, adalah ujian seberapa tangguh cinta bisa bertahan

Dan terakhir Melepaskan, adalah ujian seberapa rindu cinta bisa kembali

Note: cerita ini terinspirasi dari kisah seorang abang diranah minang kemarin dengan posisi dan sudut pandang seorang wanita. Keep calm bang
 Inspirated by Yudhi Rahman Sikumbang