Kamis, 19 Februari 2015

DETIK PERUBAHAN BANGSA, PERAN PEMUDA MENJAWAB TANTANGAN AEC 2015 DALAM SEKTOR SOSIAL DAN EKONOMI


ini essay telat ngepostnya, dibuat saat ikut seleksi Pelatihan Pemimpin Bangsa 8 (PPB#8) di Yogyakarta, dan Alhamdulillah Lolos ....

Oleh Sherly Damayanti
Globalisasi merupakan suatu bentuk proses skala kehidupan yang multidimensional dari perwujudan lokal yang kemudian nasional ke skala yang baru (internasional). Gagasan utama dari globalisasi ialah membuat dunia menjadi seragam dalam segala aspek, baik dalam aspek ekonomi, sosial, budaya maupun ilmu pengetahuan. Salah satu pengaruh dari adanya globalisasi ini adalah dengan banyak munculnya rezim internasional atau lembaga internasional.
The Association of South East Asian Nations (ASEAN) yang telah berusia lebih dari empat dekade, dari tahun ke tahun berusaha meningkatkan integrasi kerjasama antar negara anggota ASEAN. Cetak biru (blueprint) tentang pembentukan Masyarakat ASEAN yang salah satunya berpilar pada ekonomi, yaitu ASEAN Economic Community (AEC), telah disepakati oleh negara anggota ASEAN dalam Bali Concord II tahun 2003. ASEAN Economic Community merupakan sebuah komunitas negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi terwujudnya ekonomi yang terintegrasi. Negara – negara yang tergabung dalam AEC memberlakukan system single market dalam artian terbuka untuk melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. AEC direncanakan terbentuk pada tahun 2015. Terbentuknya AEC yang direncanakan terwujud pada tahun 2015, memiliki masalah dan tantangan sendiri bagi negara yang berada di kawasan Asia Tenggara.
Tantangan utama dari bangsa Indonesia sekarang adalah Sumber Daya Manusia yang mampu untuk mencapai visi 2025 dan bagaimana mempersiapkan stabilitas ekonomi, politik dan daya saing untuk menghadapi AEC 2015. SDM yang dianggap sebagai pilar utama dalam menghadapi arus globalisasi kedepannya diharapkan dari mahasiswa. Mahasiswa harus mengubah mindset, bahwa sejak AEC diberlakukan mereka bukan sekadar warga Indonesia, tapi menjadi bagian warga dunia yang harus mampu sejajar dan tidak kalah disandingkan dengan Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Dalam menjawab tantangan kompetensi global, mahasiswa perlu membekali diri dengan beberapa hal yakni kompetitif “hard skills” dan “soft skills”, mampu berkolaborasi dengan mahasiswa ASEAN lain dengan riset bersama untuk menghasilkan karya-karya bermutu. Serta mampu menjadi pelopor di dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara di bidang ekonomi dengan menjadi job creator bukan job seeker.
Mahasiswa dengan fungsi triangular role yaitu sebagai agent of change, social control dan iron stock, dapat menjadi perantara antara pemerintah, pelaku bisnis dan akademisi (ABGs) dengan masyarakat bawah untuk menerjemahkan kebijakan pemerintah, kebutuhan pelaku bisnis dan hasil-hasil penelitian dari akademisi baik dalam bentuk pengabdian masyarakat maupun dalam bentuk pengajaran kepada masyarakat. Di sinilah peran penting mahasiswa untuk memberikan pemahaman tentang perkembangan global (AEC 2015) kapada masyarakat lapisan bawah dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. Mahasiswa dianggap sebagai kaum terdidik yang mampu menjadi penggagas sekaligus penggerak perubahan dalam kehidupan sosial. Peran mahasiswa bukan hanya pada aspek sosial yang menjadi penggerak perubahan kehidupan sosial akan tetapi mahasiswa juga turut berperan dalam perputaran aspek ekonomi termasuk dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kolaborasi yang dilakukan adalah kolaborasi antar pemuda se-Asia Tenggara yang menggunakan intelektualitasnya. Melalui intelektualitas ini yang dilihat tentunya adalah kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan suatu masalah. Sebagai generasi muda, tentunya para pemuda ASEAN ini merupakan ladang utama orang-orang yang mempunyai daya kreatif tinggi. Pemuda yang berilmu penggetahuan luas menyukai hal-hal baru, bersemangat juang tinggi, berpikiran kritis, dan berkepedulian sosial yang tinggi, ini merupakan agen yang mampu mengembangkan perekonomian di negara-negara ASEAN. Pemuda (mahasiswa) yang telah berani berwirausaha membuktikan bahwa usaha yang dilakukan mereka dapat membuahkan hasil yang manis karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, menambah pengalaman diri sendiri, juga dapat memotivasi para pemuda lain untuk melakukan hal yang sama. Sebagai elemen bangsa dengan potensi pemikirannya tentu besar sekali peran dan fungsinya, misalnya dengan mengadakan penelitian-penelitian, membuat karya tulis di berbagai media, atau seminar-seminar dalam rangka mencari solusi bagi bangsa dan negara untuk menuju kesuksean ASEAN Economic Community 2015.
Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh pemuda (mahasiswa) diharapkan mampu membantu pemerintah maupun masyarakat umum baik kalangan pebisnis yang mempunyai andil cukup besar dalam perekonomian AEC maupun bagi masyarakat umum ASEAN untuk mengetahui hal apa saja yang perlu dibenahi baik dari segi infrastruktur maupun suprastruktur. Penelitian ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pemerintah itu sendiri karena adanya keterbatasan waktu yang menyebabkan pemeritah belum mampu secara rinci  untuk mengetahui apa-apa saja yang diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi AEC terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu nantinya pemuda juga akan menjadi pengontrol pemerintah dalam melakukan suatu kebijakan, selain itu pemuda diharapkan kemudian mampu untuk memberikan masukan-masukan dari atas penelitiannya itu terhadap pemerintah.
Peran lain yang tidak kalah penting yang harus diselesaikan mahasiswa adalah mempunyai spesialisasi dari pribadi masing-masing. Spesialisasi mahasiswa akan menjadi jawaban tentang tantangan untuk menghadapi arus global akibat teknologi infomasi yang berkembang pesat. Revolusi teknologi informasi inilah yang menjadikan pembuktian nyata kita bukan lagi hanya sebagai warga Indonesia tetapi kita adalah warga dunia. AEC 2015 datang sebagai peluang dan sekaligus sebagai tantangan bagi kita. Akankah kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri atau menjadi pemain sebagai host country dengan adanya AEC 2015 ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar