ini essay telat ngepostnya, dibuat saat ikut seleksi Pelatihan Pemimpin Bangsa 8 (PPB#8) di Yogyakarta, dan Alhamdulillah Lolos ....
Oleh
Sherly Damayanti
Globalisasi merupakan suatu bentuk proses skala kehidupan
yang multidimensional dari perwujudan lokal yang kemudian nasional ke skala
yang baru (internasional). Gagasan utama dari
globalisasi ialah membuat dunia menjadi seragam dalam segala aspek, baik dalam
aspek ekonomi, sosial, budaya maupun ilmu pengetahuan. Salah satu pengaruh dari
adanya globalisasi ini adalah dengan banyak munculnya rezim internasional atau
lembaga internasional.
The Association of
South East Asian Nations (ASEAN) yang telah berusia lebih
dari empat dekade, dari tahun ke tahun berusaha meningkatkan integrasi
kerjasama antar negara anggota ASEAN. Cetak biru (blueprint) tentang pembentukan Masyarakat ASEAN yang salah satunya
berpilar pada ekonomi, yaitu ASEAN
Economic Community (AEC), telah disepakati oleh negara anggota ASEAN dalam
Bali Concord II tahun 2003. ASEAN Economic Community merupakan
sebuah komunitas negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung
dalam ASEAN demi terwujudnya ekonomi yang terintegrasi. Negara – negara yang
tergabung dalam AEC memberlakukan system
single market dalam artian terbuka untuk melakukan perdagangan barang,
jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. AEC direncanakan terbentuk pada tahun
2015. Terbentuknya AEC yang direncanakan terwujud pada tahun 2015, memiliki
masalah dan tantangan sendiri bagi negara yang berada di kawasan Asia Tenggara.
Tantangan
utama dari bangsa Indonesia sekarang adalah Sumber Daya Manusia yang mampu
untuk mencapai visi 2025 dan bagaimana mempersiapkan stabilitas ekonomi, politik
dan daya saing untuk menghadapi AEC 2015. SDM yang dianggap sebagai pilar utama
dalam menghadapi arus globalisasi kedepannya diharapkan dari mahasiswa. Mahasiswa harus mengubah
mindset, bahwa sejak AEC diberlakukan mereka bukan sekadar warga Indonesia, tapi menjadi
bagian warga dunia
yang harus mampu sejajar dan tidak kalah disandingkan dengan Myanmar, Thailand,
Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Dalam menjawab tantangan kompetensi
global, mahasiswa perlu membekali diri dengan beberapa hal yakni kompetitif “hard skills” dan “soft skills”, mampu berkolaborasi dengan mahasiswa ASEAN lain dengan riset bersama untuk
menghasilkan karya-karya bermutu. Serta mampu menjadi pelopor di dalam menjaga kedaulatan
bangsa dan negara di bidang ekonomi dengan menjadi job creator bukan job seeker.
Mahasiswa
dengan fungsi triangular role yaitu sebagai agent of change, social control
dan iron stock, dapat menjadi perantara antara pemerintah, pelaku bisnis
dan akademisi (ABGs) dengan masyarakat bawah untuk menerjemahkan kebijakan
pemerintah, kebutuhan pelaku bisnis dan hasil-hasil penelitian dari akademisi
baik dalam bentuk pengabdian masyarakat maupun dalam bentuk pengajaran kepada
masyarakat. Di sinilah peran penting mahasiswa untuk memberikan pemahaman
tentang perkembangan global (AEC 2015) kapada masyarakat lapisan bawah dengan
tingkat pendidikan yang masih rendah. Mahasiswa dianggap sebagai kaum terdidik yang mampu menjadi penggagas
sekaligus penggerak perubahan dalam kehidupan sosial. Peran mahasiswa bukan
hanya pada aspek sosial yang menjadi penggerak perubahan kehidupan sosial akan
tetapi mahasiswa juga turut berperan dalam perputaran aspek ekonomi termasuk
dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kolaborasi yang dilakukan adalah kolaborasi antar pemuda
se-Asia Tenggara yang menggunakan intelektualitasnya. Melalui intelektualitas
ini yang dilihat tentunya adalah kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan.
Ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga
memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan suatu masalah. Sebagai
generasi muda, tentunya para pemuda ASEAN ini merupakan ladang utama
orang-orang yang mempunyai daya kreatif tinggi. Pemuda yang berilmu
penggetahuan luas menyukai hal-hal baru, bersemangat juang tinggi, berpikiran
kritis, dan berkepedulian sosial yang tinggi, ini merupakan agen yang mampu
mengembangkan perekonomian di negara-negara ASEAN. Pemuda (mahasiswa) yang
telah berani berwirausaha membuktikan bahwa usaha yang dilakukan mereka dapat
membuahkan hasil yang manis karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi
orang lain, menambah pengalaman diri sendiri, juga dapat memotivasi para pemuda
lain untuk melakukan hal yang sama. Sebagai elemen bangsa
dengan potensi pemikirannya tentu
besar
sekali peran dan fungsinya, misalnya dengan mengadakan penelitian-penelitian,
membuat karya tulis di berbagai media, atau seminar-seminar dalam rangka
mencari solusi bagi bangsa dan negara untuk menuju kesuksean ASEAN Economic Community 2015.
Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh pemuda
(mahasiswa) diharapkan mampu membantu pemerintah maupun masyarakat umum baik
kalangan pebisnis yang mempunyai andil cukup besar dalam perekonomian AEC
maupun bagi masyarakat umum ASEAN untuk mengetahui hal apa saja yang perlu
dibenahi baik dari segi infrastruktur maupun suprastruktur. Penelitian ini
tentunya akan sangat bermanfaat bagi pemerintah itu sendiri karena adanya
keterbatasan waktu yang menyebabkan pemeritah belum mampu secara rinci
untuk mengetahui apa-apa saja yang diperlukan oleh masyarakat dalam menghadapi
AEC terutama bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Selain itu nantinya
pemuda juga akan menjadi pengontrol pemerintah dalam melakukan suatu kebijakan,
selain itu pemuda diharapkan kemudian mampu untuk memberikan masukan-masukan
dari atas penelitiannya itu terhadap pemerintah.
Peran
lain yang tidak kalah penting yang harus diselesaikan mahasiswa adalah
mempunyai spesialisasi dari pribadi masing-masing. Spesialisasi mahasiswa akan
menjadi jawaban tentang tantangan untuk menghadapi arus global akibat teknologi
infomasi yang berkembang pesat. Revolusi teknologi informasi inilah yang
menjadikan pembuktian nyata kita bukan lagi hanya sebagai warga Indonesia
tetapi kita adalah warga dunia. AEC 2015 datang sebagai peluang dan sekaligus
sebagai tantangan bagi kita. Akankah kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri
atau menjadi pemain sebagai host country dengan adanya AEC 2015 ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar